Suara Mahasiswa Rachmat Ceha Wakil Rektor satu tengah menanggapi perihal Hari Pers Nasional yang diperingati pada kemarin Selasa (9/02). Ia menuaikan harapan-harapan kedepannya bagi pers se-Indonesia, yang ditemui ruangannya di gedung Rektorat Jalan Tamansari no 20, Rabu (10/02).
Suaramahasiswa.info, Unisba- Tepat pada Selasa 9 Februari 2016 diperingati hari Pers Nasional, sesuai dengan dikeluarkannya Kepres No. 05 Tahun 1985. Dengan diperingatannya hari pers nasional pun menuai tanggapan dari Wakil Rektor satu Unisba Rachmat Ceha, bahwa kejujuran dan kebenaran suatu pemberitaan menjadi pondasi utama bagi suatu pers.
Menurutnya, memang sudah menjadi keharusan bagi pers untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dalam pemberitaan bagi masyarakatnya. Apalagi dengan adanya teknologi informasi yang sudah semakin canggih. Akan tetapi tetapi tak bisa dipungkiri banyaknya pemberitaan di zaman sekarang pun berbeda dengan zaman dulu. “Baiknya suatu pemberitaan ataupun informasi yaitu memang harus berbentuk ojektif, dan tidak boleh ada ketidak seimbangan antara dua belah pihak,” tuturnya.
Rachmat pun beranggapan kembali, pers di zaman sekarang memang berbeda di zaman dulu, seperti dalam hal pemberitaan. Pers zaman sekarang itu lebih mendominasi pemberitaan tentang politik sehingga lebih banyak memihaknya dibandingkan dengan keobjektifanya. Sedangkan pers zaman dulu itu pemberitaannya ballance antara politik, ekonomi, dan berita lainnya.
Tak hanya itu, menurut rachmat pun perbedaan pers zaman dulu dan sekarang ada di provokosi. “Pers di zaman dulu itu lebih bertentangan dengan pemerintah dibanding pers zaman sekarang, dan saya harap pers sekarang tidak seperti itu lagi,” ucapnya sambil tertawa kecil.
Sebagaimana dengan adanya kebenaran yang nyata, bukan hanya Warek saja yang ikut menuaikan harapannya. Alvin Nukman mahasiswa Fikom pun ikut menuturkan sedikit harapannya. “Saya harap teman-teman media dan jurnalis di Indonesia dapat terus berkembang, berkarya, dan selalu dapat memberitakan informasi yang nyata,” tungkas mahasiswa 2013 itu. (Devi/SM)
