Situasi Lahan Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung setelah terjadi kebakaran lahan yang menghanguskan dua rumah dan kios warga pada Selasa, (28/10) (Foto: Siska Vania/SM).
Suaramahasiswa.info, Unisba- Warga Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung kembali mengalami tindakan penekanan akan ruang hidup mereka. Tindakan pemagaran lahan dilakukan oleh pihak Junus Jen Suherman sejak Senin, (29/9) lalu tanpa surat izin resmi. Selain itu, terjadi insiden pengeroyokan oleh petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Rukun Warga (RW) 03 terhadap warga pada Sabtu, (18/10) dan kebakaran lahan yang menghanguskan rumah warga pada Selasa, (28/10)
Pemagaran Lahan Sukahaji Tanpa Surat Resmi
Via sebagai salah satu warga Sukahaji menjelaskan, pemagaran dengan seng di lahan Sukahaji merupakan ulah pihak konstruksi yang mengaku telah mendapat izin dari Junus Jen Suherman. Padahal, saat itu warga masih menunggu hasil persidangan dan belum ada keputusan resmi terkait status lahan tersebut.
Via menambahkan bahwa pemagaran dilakukan sebelum surat izin keluar. “Pemagaran itu tanggal 29 September dan suratnya ada di tanggal 1 Oktober. Itu sudah salah, kan harus ada surat dulu baru pemagaran tapi kenapa ini mah pemagaran, baru ada surat. Kan ini nggak etis gitu soalnya dipertanyakan juga ini dapat izinnya dari siapa,” jelas Via pada Minggu, (19/10).
Lebih lanjut ia menyebut, jika surat izin tersebut tidak resmi dari instansi pemerintah atau kepolisian, melainkan hanya salinan digital yang dikirim melalui WhatsApp. Surat yang disebut dibuat oleh pihak Junus tidak memiliki tanda tangan maupun kop surat resmi serta tanpa keterlibatan pihak kecamatan maupun kepolisian.
“Katanya tuh kalo pemagaran itu karena sudah ada izin dari Pak Junus sedangkan kita masih nunggu hasil sidang dan dari sidangnya belum ada kan untuk dipagar. Nah, dia itu bilang nggak usah kalau dari pengadilan mah karena dari Junusnya sudah ada suratnya,” ujar Via.
Kini, pemagaran di wilayah RW 04 sudah rampung sedangkan di RW 02 dan RW 03 masih dalam tahap pengerjaan. “Kita juga sudah melapor sana sini dan mungkin nggak akan ada yang menerima gitu. Ke kepolisian, RW, RT (Rukun Tetangga-Red) mungkin sama. Yang kami rasain, kami yang bertahan tidak ada pembelaan dari RT RW pun tidak ada.” Ucapnya.
Sementara itu, beberapa Warga Sukahaji termasuk anak-anak sempat terluka saat beraktivitas di area pagar seng yang memiliki bagian tajam. Warga merasa tertekan dan takut untuk membongkar pagar karena ancaman dari pihak konstruksi pemagaran.
Via berharap, pemagaran dapat dihentikan karena mengganggu kenyamanan warga dan aktivitas anak-anak. “Buat apa gitu dipake seng kayak gini. Emang sih, bagus buat nutupin biar nggak terlalu kelihatan berantakan, tapi kalau lapang main buat anak-anak mah plis, jangan sampai diseng lagi.” Harapnya.
Bentrok antara Linmas RW dan Warga Sukahaji
Tidak hanya itu, selang beberapa minggu kemudian tepatnya pada Minggu, (19/10) terjadi bentrok antara warga dan Linmas RW 03 yang berujung pengeroyokan. Warga Sukahaji RW 04, Iwendah menjelaskan mulanya Andi (Bukan nama sebenarnya-Red), seorang yang ikut membela hak ruang hidup warga Sukahaji mendatangi anggota Linmas RW 03 sekitar pukul 20.30 WIB.
Namun, terjadi perdebatan di tengah perbincangan sehingga Andi dipukul oleh anggota Linmas RW 03. “Ada Linmas RW 03 yang pertama memukul itu, ada bukti di CCTV (Closed-Circuit Television-Red) yang aku lihat dari mata sendiri beliau (Andi-Red) yang membela kami dikeroyok, terus pake balok pokoknya bawa balok bawa senjata tajam juga, kepalanya luka sampai darah kemana-mana gitu.” Ungkap Iwendah pada Minggu, (19/10).
Kemudian, Via menambahkan bila pada malam yang sama, Andi sempat kembali menghampiri Linmas RW 03 ditemani warga untuk mempertanyakan alasan pemukulan sekaligus memeriksa CCTV yang ada. Ia menuturkan saat mereka datang, kelompok tersebut justru menyerang dengan membawa senjata tajam sehingga mereka terpaksa mundur karena tidak memiliki alat untuk melawan.
Menurut Iwendah, penyerangan terjadi semalaman hingga menjelang waktu subuh. “Ada yang ngetok rumah warga juga sampai jam tiga subuh, adzan subuh juga masih ada, malah warga yang mau keluar jadi pada takut,” ucap Iwendah.
Iwendah pun menegaskan bahwa warga tidak bermaksud memicu keributan, melainkan hanya ingin meminta penjelasan dari pihak RW 03. Namun, pihak RW tidak kunjung muncul saat diminta untuk memberikan keterangan maupun permohonan maaf di lokasi dan situasi baru kondusif menjelang pagi setelah para pelaku penyerangan mundur.
Meski begitu, Iwendah berharap situasi di wilayahnya bisa tetap aman tanpa gangguan terhadap warga maupun anak-anak. “Harapan yang pertama ya sudah tidak ada pembelaan dari manapun tapi tetap pengen aman-aman aja jangan mengganggu ke warga yang bertahan atau ke anak apalagi kan Ormas (Organisasi Masyarakat-Red) sering lewat tiap hari, anak-anak teh ketakutan.” Pungkasnya.
Kebakaran Hanguskan Rumah dan Kios Warga Sukahaji
Kawasan Sukahaji kembali dilanda kebakaran pada Selasa, (28/10) dini hari setelah tujuh bulan kebakaran pertama pada Rabu, (9/4) lalu. Peristiwa tersebut menghanguskan sejumlah rumah warga dan menimbulkan kepanikan di sekitar wilayah Sukahaji.
Peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 02.30 WIB dan api pertama kali terlihat berasal dari rumah kosong di bagian belakang pemukiman warga. Peristiwa ini menghanguskan dua rumah, merusak tiga rumah lainnya, membakar kios di sekitar lokasi, serta sejumlah anak dan warga yang mengalami trauma atau syok akibat kejadian tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Usman, salah satu korban kebakaran mengatakan bahwa api tiba-tiba membesar tanpa diketahui penyebab pastinya. “Itu apinya langsung besar, kan kalau kronologi kebakaran atau konslet listrik itu kan kecil tapi ini mah langsung besar gitu. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa karena memang harus begitu.” Ungkapnya saat diwawancara pada Selasa, (28/10).
Usman memperkirakan kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai sekitar 60 juta rupiah dan kini bersama keluarganya sementara mengungsi di sekitar lokasi kejadian. Ia mengaku masih merasakan trauma terutama yang dialami oleh anak-anaknya.
Sementara itu, Yadi selaku rekan Usman mengatakan bahwa ada warga yang sempat mencium bau bensin dan minyak tanah sebelum api membesar. Ia menyebut, sebelumnya sempat ada seseorang dari pihak Perseroan Terbatas (PT) yang datang untuk menanyakan terkait rumah tersebut.
Selanjutnya Ketua RT 08 RW 04, Dikdik mengatakan bahwa terdapat dua rumah yang terdampak. “Kalau pak Usman mah habis semua, termasuk dokumen seperti BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor-Red), KTP (Kartu Tanda Penduduk-Red), dan KK (Kartu Keluarga-Red). Sementara rumah Pak Iwan hanya bagian atap yang terbakar,” ujarnya.
Dikdik menambahkan, selain dua rumah, sebanyak 16 kios juga turut terbakar dalam peristiwa tersebut. Ia menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa meskipun kerugian material yang dialami warga terbilang cukup besar.
Dalam menangani peristiwa tersebut, Dikdik mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian dan tengah menunggu tindak lanjut. “Ini juga baru mengajukan ke pihak kelurahan yang alhamdulillah responnya bagus. Mudah mudahan birokrasinya gak terlalu lama biar langsung penyampaian juga cepat ke pak Usman dan sama pak Iwannya.“ Tuturnya.
Reporter: Adelia Nanda Maulana/SM & Siska Vania/SM
Penulis: Linda Puji Yanti/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM
