
Ruang Sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) Jl. Tamansari I, Bandung pada Jumat (23/06). Sekretariat ini kerap diisi oleh berbagai lembaga mahasiswa yang ada di Fikom, Salah satunya komunitas. (Foto: Adelia Nanda Maulana/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba– Setelah disahkannya komunitas Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (KMJ) pada tahun 2022 lalu, kini Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) merencanakan pembentukan komunitas Public Relation (PR) dan Manajemen Komunikasi (Mankom). Pembentukan komunitas tersebut untuk mewadahi pengembangan minat dan bakat mahasiswa Fikom sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.
Pihak fakultas telah mengadakan pertemuan bersama seluruh lembaga mahasiswa Fikom pada Kamis (22/06) untuk membahas peran, fungsi, dan wewenang komunitas. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) Fikom, Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (KMJ), dan Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) sedangkan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fikom dan Himpunan Mahasiswa (Hima) PR tidak dapat menghadiri.
Wakil Dekan III Fikom Tresna Wiwitan mengatakan pembentukan ini merupakan inisiasi dari pihak Fakultas setelah peleburan tiga bidang kajian. Masing-masing bidang kajian sebelumnya memiliki himpunan, yaitu KMJ, PR, dan KMMK. Adapun, pembentukan komunitas ini agar menjadi wadah mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan sebelum didirikan himpunan dari Program Studi (Prodi) baru nantinya.
“Untuk progresnya sekarang masih di tahap pembicaraan ya, nanti pun kami akan buka pembicaraan lagi di Juli, karena targetnya komunitas ini akan diresmikan setelah pelantikan BEM dan DAM Fikom di bulan September. Mungkin di Oktober atau November,” jelasnya saat diwawancarai di Gedung Dekanat pada Kamis (22/06).
Ketua Umum BEM Fikom Muhammad Hasan Muzaki menjelaskan, secara birokrasi komunitas ini berada dibawah naungan BEM yang memiliki jalur koordinasi namun tidak memiliki jalur instruksi. “Karena komunitas ini merupakan hal yang baru bagi Fikom, jadi kita masih kebingungan antara batasan-batasan BEM dan Komunitas itu seperti apa,” jelasnya saat diwawancara melalui telepon pada Jumat (23/06).
Adapun terkait proses pembentukan komunitas PR dan Mankom, hingga saat ini telah dibentuk undang-undang komunitas, namun pihak BEM masih melakukan evaluasi kerja komunitas selama satu periode ke belakang. Menurut Hasan, dalam proses pembentukannya juga masih memiliki kendala karena terputusnya regenerasi dari Hima PR dan KMMK sebelumnya.
Perwakilan mahasiswa Mankom angkatan 2020 yang mengikuti pertemuan bersama pihak fakultas, Imam Pebrian Sabarna menilai adanya komunitas ini menjadi bentuk baru bagi Fikom. Meskipun begitu, ia sangat menyayangkan karena komunitas di Fikom ini tidak diberikan kebebasannya sendiri. “Hanya kurangnya komunitas di Fikom ini masih diposisikan seperti himpunan, jadi kurang diberi kebebasan,” tuturnya pada Kamis (22/06).
Meski begitu, pihak Mankom telah membuat struktur top management dan top middle serta persiapan pemilihan ketua komunitas. Namun, hingga saat ini masih mengalami beberapa kendala, di antaranya kesibukan pengurus dengan kegiatan akademiknya, kurangnya pengalaman organisasi karena kekosongan selama satu periode, dan sulitnya jalur koordinasi kepada pihak DAM, BEM, dan Wadek III.
Berbeda dengan Mankom, Ahmad Sayyid Iqbal sebagai perwakilan mahasiswa PR angkatan 2019 mengatakan pihak PR sudah memiliki struktur kepengurusan, namun masih mencari mahasiswa yang tertarik menjadi anggota Komunitasnya. Menurutnya, progres pembentukan komunitas PR lebih lambat daripada Mankom lantaran banyak informasi simpang siur yang diterima pihaknya.
“Karena simpang siurnya informasi jadi kita bingung harus siap kapan untuk membentuk komunitas ini, karena memang sebelumnya tidak ada kejelasan waktunya,” ungkapnya pada Jumat (23/06).
Ketua KMJ Riko Pinanggit pun merasa komunitas PR dan KMMK ini juga harus dibentuk agar dapat mengembalikan eksistensi dan warna keberagaman bagi Fikom. “Setelah Hima PR dan KMMK tidak ada, Fikom juga jadi sepi sebab banyak agenda yang hilang. Karena kalau BEM kan tidak berfokus pada satu keilmuan saja, jadi belum cukup untuk memenuhi apa yang diinginkan mahasiswa Fikom,” ungkapnya saat diwawancarai di depan ruang Sekretariat BEM Fikom pada Kamis (22/06).
Reporter: Adelia Nanda Maulana/SM
Editor: Melani Sri Intan/SM