Sebagian mahasiswa Fikom Unisba baru saja keluar dari ruang pelaksanaan Ujian Akhir Semester, Senin (6/1). (Intan S./Job)
Udara pagi yang sejuk mengawali indahnya pagi hari. Dedaunan ikut menari dengan indah, burung-burung pun bernyayi dengan merdu. Bukan hanya itu, matahari pun ikut tersenyum menyambut pagi yang cerah ini, Senin (6/1).
Hari ini adalah hari pertama seluruh mahasiswa/i Unisba melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Ujian ini dilaksanakan mulai tanggal 6-18 Januari 2014 ini selalu dimulai pada pukul 07.00 WIB setiap harinya. Wajah yang fresh, dengan senyum simpul menandakan mereka siap untuk menghajar semua soal-soal.
Namun, ada hal yang tidak diduga, saat menaiki satu persatu anak tangga, terlihat lautan mahasiswa Fikom yang berkerumun di lantai 2. Hal ini disebabkan karena gerbang menuju lantai 3 masih terkunci. Alhasil mahasiswa pun hanya dapat duduk di koridor sambil membaca materi yang akan di UAS-kan.Selain itu, jadwal ruangan pun tampak belum terpasang sehingga mahasiswa kebingungan dan terpaksa harus kembali menunggu. Kekecewaan tergambar di wajah para pejuang kampus biru tersebut. Tetapi, hal ini segera diatasi oleh panitia UAS dari Fakultas Ilmu Komunikasi. Setelah jadwal terpasang, mahasiswa pun berbondong-bondong memasuki ruangan.
Berbeda dengan sebelumnya, suasana saat berjalannya UAS berlangsung tenang. Para calon sarjana Komunikasi itu pun serius mengerjakan soal-soal yang berada di depan mereka. Hal tersebut dipaparkan oleh salah seorang pengawas UAS,“untuk hari pertama saya kira sangat lancar, karena mahasiswa tampak siap, apalagi tidak ditemukannya mahasiswa yang mencontek,” ucap Dody Iskandar (34).
Pelaksanaan UAS tahun ini tampaknya lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena pelanggaran tahun ini menyusut,seperti mencontek, menggunakan pakaian yang tidak sesuai dan tertinggalnya kartu ujian. Usaha panitia dalam meminimalisir pelanggaran pun terbilang berhasil. “Mahasiswa nampaknya sudah menyadari sehingga mereka lebih disiplin ketika pelaksanaan UAS,” tutur Dody yang ditemui di salah satu ruangan pelaksanaan UAS.
Salah satu bentuk usaha guna meminimalisir pelanggaran tersebut yaitu dengan adanya spanduk, pin, dan cap yang tertera di lembar jawaban yang bertuliskan “GERAKAN ANTI MENCONTEK”.Gerakan ini sudah resmi diadakan sedari tiga tahun yang lalu. Hal ini diharapkan agar mahasiswa termotivasi dan tidak melakukan aksi contek-mencontek, dan kerjasama dengan temannya saat UAS.
Selain mencotek, pelanggaran seperti pakaian punsudah berkurang, mahasiswa sudah berpakaian sopan, rapi dan sesuai.Namun, masalah kartu ujian yang tertinggal masih sering terjadi, meski begituperkara ini masih bisa ditoleransi. Hal ini dijelaskan oleh Dody, “jika mahasiswa tidak membawa kartu ujian segera menghubungi pihak panitia di ruang kesekretariatan, dan memberikan alasan. Setelah itu mahasiswa diperbolehkan untuk mengikuti ujian,” papar pengawas UAS untuk Fikom tersebut.
Karena pelanggaran menyusut maka suasana UAS pun berjalan lancar untuk hari pertama. Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2013 pun berpendapat mengenai hal tersebut. Karena ia baru melaksanakan UAS di bangku kuliah maka ia sedikit merasakan perbedaan dibanding ketika ia duduk di bangku sekolah menengah. Ia mengaku di kuliah ini jadwalnya yang terlalu lama, dan ruangan yang belum jelas. Namun, mengenai suasana dapat dibilang lebih tenang. “Menurut saya, suasana UAS hari ini cukup baik, suasana kelas kondusif, ditambah adanya gerakan anti mencontek itu membuat saya menjadi lebih percaya diri dan sebagai uji coba tingkat kemampuan saya,” tutur Deny Ahmad (18).
Deny juga mengungkapkan harapan untuk dihari berikutnya agar pelaksanaan UAS dapat berjalan dengan baik, seluruh mahasiswa mengikuti tata tertib dan mahasiswa lulus dengan nilai yang memuaskan.Sama seperti Deny, Dody pun sebagai panitia sekaligus dosen di Fikom Unisba ikut memberikan harapan dan pesan untuk seluruh peserta UAS agar tetap menjaga etika selama UAS berlangsung. “Tingkat pelanggaran sudah menyusut, saya harap ini tetap dipertahankan oleh seluruh mahasiswa Fikom khususnya, dan fakultas lain umumnya. Saat ini mereka sudah bagus dalam hal jujur kepada diri sendiri,” ujarnya menutupi wawancara.
Rintik-rintik hujan mulai membasahi kampus biru, segerombolan pejuang pencari ilmu pun mulai menghampiri kendaraannya masing-masing. Mereka hendak kembali ke rumahnya, atau pergi ke suatu tempat untuk sekedar menyegarkan otak. Namun satu yang pasti, mereka tetap harus segera bersiap untuk menjawab soal-soal di keesokan harinya. (Intan S./Job)