Suaramahasiswa.info, Unisba – Jelang pemilihan ketua BEM Fikom Unisba periode 2014, berbagai keinginan akan kriteria calon pemimpin yang baik pun bermunculan. Tidak terkecuali dari kalangan para dosen di Fikom Unisba. Wakil dekan 1 Fikom Unisba Santi Indra Astuti, mengatakan bahwa dirinya menginginkan bakal calon ketua yang memiliki sikap kepemimpinan yang tidak mendiskriminasi dan memiliki intelektualitas yang memadai.
“Pada dasarnya saya menginginkan kriteria pemimpin secara umum, yaitu yang tidak mendiskriminasi berdasarkan gender , lalu intelektualitasnya harus memadai karena bagaimana mungkin orang bisa menjadi pemimpin bila intelektualitasnya tidak tercermin,” Ujar Santi saat diwawancarai di Pelataran aquarium Unisba.
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa untuk kriteria secara keseluruhannya dia menganggap semua sudah tidak ada masalah. Namun, ada dua point yang menurutnya harus diperhatikan, yaitu poin mengenai keharusan bisa memimpin Shalat. Menurutya, hal tersebut adalah rancu, karena secara tidak langsung kriteria dalam poin tersebut lebih memberatkan pada kaum laki-laki dan terkesan mendiskrimasi kaum perempuan. Poin lain, yaitu tentang minimal IPK yang harus di raih oleh calon ketua BEM, menurutnya standar IPK 2,75 yang dicanangkan terlalu rendah mengingat rata-rata IPK mahasiswa di Fikom Unisba itu adalah 3,14.
“Secara keseluruan saya melihat dari kriteria yang ada itu semua sudah oke kecuali dua poin yang harus diperhatikan, pertama adalah bisa memimpin shalat, nah ini harus di jelaskan dulu karena terkesan mendiskrimasi kaum perempuan. Lalu dari minimal IPK nya yang menurut saya terlalu rendah yaitu 2,75, sedangkan rata-rata IPK mahasiswa Fikom Unisba adalah 3,14, ya seharusnya IPK dipatok di atas rata-rata, bukan dibawah rata-rata.” Lanjutnya.
Dirinya pun berharap kepada seluruh masyarakat Fikom Unisba untuk bersikap lebih proaktif lagi untuk menyambut pemilihan ketua BEM ini. Peiliannya, perkembangan tahun-ketahun, jumlah pemilih dalam pemilihan ketu BEM memang selalu menurun, bahkan hanya merepresentasikan 30% dari total jumlah mahasiswa Fikom yang ada.
“Kami memiliki data dari tahun-ketahun pemilih dari ketua BEM ini hanya merepresentasikan sebanyak 30% dari total mahasiswa di Fikom Unisba, saya tidak mengingankan itu lagi. Yang kita inginkan adalah bahwa masyarakat Fikom membantu BPPR sebagi badan yang mengurusi pemilihan ini. Jadi saya ingin ketua yang terpilih nanti benar-benar dipilih oleh seluruh masyarakat Fikom Unisba.” Harapnya. (Septian Nugraha/Kontributor)