Suaramahasiswa.info.Bandung – Pemilihan Presiden akan dilaksanakan pada 9 Juli mendatang, sudah banyak persiapan yang akan dilakukan. Mulai dari kampanye hingga debat Capres dan Cawapres. Semua ini dilakukan agar masyarakat lebih mengenal siapa calon pemimpin Indonesia lima tahun kedepan. Namun, merebaknya sosial media di era sekarang ini, menimbulkan banyak cara untuk memenangkan pemilu di tahun 2014. Salah satunya yaitu kampanye negatif atau biasa disebut kampanye hitam.
Tampaknya ini bukan hal yang tabu untuk dibicarakan, sosial media dijadikan alat untuk menjatuhkan lawannya. Bahkan menurut informasi yang didapat, terdapat puluhan ribu akun twitter palsu yang beredar. Hal ini tentunya dimaksudkan untuk menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari kedua pasang capres dan cawapresnya. Sehingga, informasi-informasi tersebut akan dikonsumsi oleh publik, terlebih kepada anak muda yang notabennya aktif di dunia maya.
Hervinasilmi Efendi, mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia ini, mengatakan bahwa kampanye di sosial media dirasa cukup efektif. Menurutnya hal ini positif, apabila informasi yang beredar dapat disaring untuk memilih mana yang patut diambil. “Ya demi kemajuan bagus di medsos jadi banyak yang tau, asal kampanye dengan baik dan benar,” tutur mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang itu.
Lain halnya dengan Hervina, Zamzam Nurzaman, mengatakan bahwa dampak dari kampanye di sosial media itu kurang baik. Hal ini disebabkan sering terjadi konflik diantara kedua pendukung capres dan cawapresya. “Kalau saya gak terlalu fanatik, jadi belum ngejagoin siapa-siapa,” tukas mahasiswa Teknik Informatika Unikom tersebut.
Setelah banyaknya kejadian seperti ini, diharapkan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), dapat segera bertindak. Hal ini dikarenakan Kominfo memiliki otoritas untuk mendeteksi lalu lintas yang terjadi di media elektronik. Jadi, tentukan pilihan sesuai dengan hati nuranimu. Jangan banyak terpengaruh oleh kampanye hitam dan harus melek terhadap informasi yang beredar. (Intan S/SM)