Foto mahasiswa Unisba sedang menyuarakan aspirasinya di depan Gedung Sate Jalan Dipenogoro No. 22 saat aksi Evaluasi Dua Tahun Jokowi-Ma’ruf Amin pada Kamis (28/10/2021) (Foto: Putri Mutia Rahman/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB) melakukan aksi dalam rangka evaluasi dua tahun masa jabatan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin pada Kamis (28/10). Aksi yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ini dimulai dengan orasi mahasiswa di depan Gedung Sate kemudian long march menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat. (DPRD).
Dalam menyampaikan orasi, mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) melontarkannya secara independen campaign berupa pengevaluasian terhadap dua tahun masa jabatan Jokowi. Koordinator Lapangan Aksi, Darlingga Prasetyo menyebut bahwa bergeraknya mahasiswa Unisba secara Independen ini untuk mengembalikan ekstensi Unisba sebagai kampus biru kampus perjuangan.
“Dalam aksi selanjutnya kita juga sudah sepakat untuk bergerak independen, ya walaupun tujuannya sama tapi kita mau nunjukin eksistensi kita sebagai kampus perjuangan,” ujarnya saat diwawancarai di Gedung Aquarium Jalan Tamansari No. 1 pada Kamis (28/10).
Terkait narasi yang terdapat dalam campaign tersebut mengacu kepada Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Agraria. Darlingga mengatakan, tujuan lain adalah menunjukan pada pemerintah bahwa mahasiswa masih bergerak dan sadar dengan isu yang terjadi pada masyarakat.
Selain untuk mengembalikan eksistensi kampus, Mahasiswa Teknik Unisba, Rivaly Tafsir Ulya juga menambahkan alasan lain terkait independensi yang dilakukan oleh mahasiswa Unisba. Perbedaan itu terdapat pada narasi yang dibawa oleh Unisba tidak sama dengan mahasiswa dari kampus lainnya.
“Prospektifnya aja yang berbeda, esensinya sama yaitu mengevaluasi. Tapi, kami tidak mengetahui spesifikasinya. Selain itu bicara independen kan nanti terpikirnya eksklusif, kita tetep membuka kepada mahasiswa lainnya untuk bergabung.” Katanya pada Kamis (28/10).
Rivaly pun memberikan alasan terkait tuntutan yang belum ada pada aksi kali ini sebab masih mengkaji berbagai tuntutan tersebut. “Kami akan kaji dulu point dari narasi nya dengan matang. Pun kalau ada tuntutan kita perjelas tuntutannya apakah ke legislatif atau eksekutif, biar enggak salah sasaran.”
Ia juga menuturkan, setelah adanya campaign ini, perwakilan dari masing-masing fakultas akan segera mengevaluasi narasi yang sudah ada dan akan mengeluarkan press release setelah menemukan tuntutan yang ideal.
Pewarta: Putri Mutia Rahman & Asti Tazkiatul Aulia
Penulis: Putri Mutia Rahman
Editor: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa