
Ilustrasi dua wanita yang sedang jalan-jalan di Taman dan melihat sampah pembalut yang dibuang sembarangan. (Reza Umami/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Semua orang mengalami pubertas. Baik wanita maupun pria akan merasakan suatu perubahan dalam diri ketika memasuki usia remaja. Untuk wanita, bentuk pubertas yang paling terasa adalah menstruasi. Menstruasi terjadi karena sel telur pada wanita tidak mengalami pembuahan, sehingga terjadi menstruasi setiap bulan.
Dalam hal ini, pembalut menjadi pelindung bagi wanita ketika menstruasi sebab pembalut dapat menyerap darah agar tidak menembus pakaian. Hal ini pula yang memudahkan wanita untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari ketika datang bulan.
Berbicara mengenai pembalut, rata-rata wanita di Indonesia mempunyai dua cara dalam membuang pembalut setelah digunakan. Pertama, cara yang langsung dibuang setelah pemakaian tanpa dicuci. Kedua, setelah dipakai, pembalut dicuci dan dibuang. Hal ini yang sering dikaitkan dengan norma masyarakat Indonesia.
Norma tersebut berhubungan dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Misalnya, tidak boleh berenang dan keramas pada saat menstruasi, atau mitos mengenai menstruasi yang menjadi momok menakutkan. Contohnya, ketika pembalut tidak dicuci setelah pakai. Berkembang mitos menyebut bahwa pembalutnya akan dijilati oleh jin. Cerita urban legend tersebut telah tersebar di masyarakat hingga dipercayai oleh sebagian orang.
Terlepas dari urban legend tersebut, pembalut yang dibuang secara sembarangan dengan keadaan yang masih penuh darah, dikhawatirkan akan menimbulkan bau tidak sedap di sekitar lingkungan tersebut, dan bisa jadi mengundang hewan-hewan yang memang menyukai makanan berbau amis.
Akan lebih parah lagi, jika hewan-hewan penyuka makanan bau amis ini mengira bahwa pembalut itu makanan. Selain isi dari pembalut yang akan berceceran, kemungkinan pencernaan hewan pun akan terkontaminasi limbah pembalut tersebut.
Sebenarnya, membuang pembalut dengan cara apapun sah-sah saja. Dilansir dari detikHealth.com, menurut dokter kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Dinda Derdameisya menjelaskan tidak ada peraturan khusus untuk membuang pembalut sekali pakai setelah penggunaan dalam segi medis.Tapi, membuang pembalut tanpa dicuci bisa menyebabkan pencemaran darah. Akan lebih baik jika pembalut dibungkus terlebih dahulu sebelum dibuang.
Terkait mitos lain seperti dilarang berenang dan keramas saat menstruasi sebenarnya tidak ada salahnya sama sekali. Dikutip dari halodoc.com berenang ketika menstruasi justru mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita, bukan membuat air kolam menjadi warna merah, membuat darah beku atau kemandulan.
Pun untuk kasus keramas ketika menstruasi, tidak akan menimbulkan sakit kepala. Sakit kepala bisa terjadi karena sindrom premenstrual. Melainkan wanita dianjurkan mencuci rambutnya secara rutin untuk menjaga kebersihan kulit kepala.
Dari banyaknya mitos yang tersebar, memang tidak ada hal khusus yang harus dilakukan para wanita ketika datang bulan. Mitos atau larangan yang tersebar di masyarakat bisa digunakan sebagai pengingat para wanita untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Kalaupun percaya dengan mitos tersebut, alangkah baiknya jangan terlalu berlebihan hingga menimbulkan efek negatif bagi diri kita.
Penulis: Reza Umami
Editor: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa