oleh : Neneng Detti Sumyatty
Kalau bicara tentang roller blade (sepatu roda) mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di semua kalangan. Olahraga ekstrim ini, banyak sekali penggemarnya. Tetapi, kalau bicara tentang Inline skate mungkin hanya beberapa kalangan saja yang mengetahuinya.
Evolusi inline skate ini berawal sekitar abad ke-18 di utara Negara Eropa,tepatnya di Skandinavia. Mulanya, pada akhir abad ke-17 es skating merupakan metode transportasi yang sangat populer dan Belanda sering menyebutkan diri mereka sebagai “skeelers”. Mereka menggunakan metode yang sangat primitif, yaitu dengan menggunakan kelos kayu kepada platform untuk melakukan perjalanan dalam cuaca yang hangat. Skating juga biasa digunakan untuk rekreasi, kebugaran tubuh, dan lain-lain. Dari situlah muncul teknologi dan pembaharuan terhadap sepatu inline yang banyak digunakan para skaters inline sampai saat ini.
Di Indonesia, inline skate sudah mulai banyak digemari. Buktinya saja di ibukota negara terdapat wahana rekreasi yang menyediakan fasilitas lengkap untuk bermain sepatu roda. Wahana tersebut dinamakan “dunia inline skate”, tepatnya berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Wahana ini merupakan yang pertama di dunia. Di TMII terdapat track-track yang berstandar internasional, penyewaan inline skate, toko penjualan, hingga pelatihan yang sudah berstandar internasional.
Desi (17) seorang mahasiswi Universitas Islam Bandung pun berkomentar bahwa “inline skate itu sangat asik dan banyak sekali macamnya, saya termasuk freestyle inline. Ada pula beberapa trick seperti crazy, angkle, dan lainya”. Komunitas inline skate di Bandung sendiri biasa berkumpul di saparua. Disana terdapat toko inline, yang didalamnya terdapat semua perlengkapan inline skate. Biasanya selain disaparua, ada beberapa tempat yang sering mereka jadikan tempat berkumpul dan berbagi trick yaitu balai kota dan Itenas. Selain itu banyak event-event yang sudah mereka capai seperti Urbanfest, Saparuafest, dan Bandung Blossom.