Seorang mahasiswi sedang membuang sampah di depan Poliklinik Unisba pada Rabu (14/12/2016). Namun saat ini, belum tersedia tempat pembuangan khusus untuk limbah patologi, yang akibatnya dibuang ke tempat sampah biasa. (Puteri/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Tidak tersedianya sarana pembuangan limbah patologi (limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses bedah atau autopsi) di Poliklinik Unisba, mengakibatkan limbah ini dibuang ketempat sampah biasa. Limbah medis ini, awalnya dipilah lalu ditempatkan di gudang oleh petugas kebersihan. Proses selanjutnya diambil oleh medifest setiap 6 bulan sekali. Hal tersebut, diungkapkan oleh Dokter Poliklinik Unisba Ratna Sari Dewi saat ditemui diruangnnya pada Selasa (13/12).
Ratna juga menjelaskan, pembuangan limbah patologi pada tempat sampah biasa karena tidak adanya sarana khusus. Ia juga menjelaskan, jika pun dibakar akan lebih beresiko. “Kalau kita biarkan selama enam bulan akan menyebabkan bau. Seharusnya dilakukan satu bulan sekali. Hal ini terjadi karena limbah medis Unisba sedikit, jadi poliklinik belum memiliki solusi untuk masalah ini,” tambahnya.
Salah satu dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unisba Umar Ismail, mengomentari kejadian ini tidaklah etis karena nantinya dapat mengakibatkan penyakit. “Kalau limbah patologi dibuang bersama sampah biasa di tempat sembarangan, itu akan mengundang penyakit. Apalagi di Unisba banyak kantin, proses penyebarannya dapat melalui lalat yang hinggap di tempat sampah lalu di makanan.”
Sebaiknya limbah patologi tidak bisa dibuang sembarangan, harus dipisah secara spesifik, yang penting tempatnya steril, menurut salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran, Shania. “Selama pihak poliklinik yakin tidak akan menyebabkan tersebarnya virus, itu tidak akan jadi masalah. Tapi usahakan, untuk menyediakan tempat pembuangan yang khusus,” ujar mahasiswi 2014 tersebut. (Puteri dan Febrian/Jobs)
kapan Unisba membangun RS Pendidikan?
kapan Unisba membangun RS Pendidikan?